RSTN Bantah Video Viral Pasien Meniggal Positif Covid-19

POSTNEWS.ID – Masyarakat Kabupaten Boalemo, Kamis (26/3) pagi, dihebohkan dengan beredarnya sebuah video yang memperlihatkan empat orang petugas medis dengan Alat Pelindung Diri (APD) lengkap, yang membawa jenazah. Video tersebut dengan cepat menyebar di jejaring sosial media seperti Whatsapp maupun Facebook. Diduga kuat, lokasi video tersebut berada di Rumah Sakit Tani dan Nelayan (RSTN) Kabupaten Boalemo. Masyarakat menengarai, jenazah tersebut merupakan pasien yang meninggal akibat positif terpapar wabah Covid-19.

Menanggapi hal itu, dr. Ruslyaras M.kes, selaku juru bicara pemda Boalemo, untuk Covid-19,membantah kabar tersebut. Dirinya menjelaskan, pasien yang meninggal tersebut baru didiagnosa pneumonia alias radang paru-paru, dan belum bisa dipastikan positif mengidap Covid-19, sebab pihaknya masih menunggu hasil lab yang telah dikirim ke Jakarta.
“Untuk pasien yang meninggal ini, diagnosanya masih pneumonia, hasil konfirmasi labnya belum ada, kita masih menunggu, itu sudah dikirim ke Jakarta. Anehnya di masyarakat sudah beredar bahwa pasien ini positif covid-19,” ungkap Rusly.
Rusly menjelaskan, para tenaga medis sengaja menggunakan APD lengkap, untuk penanganan pasien Covid-19, adalah upaya kehati-hatian tenaga medis RSTN, mengingat riwayat perjalanan penyakit pasien, mirip dengan gejala Covid-19.
“Sebagai bentuk kehati-hatian kita untuk melindungi diri, dilihat perjalanan penyakitnya mirip (Covid-19) walaupun riwayat kontak dengan penderita covid-19 tidak ditemukan, tidak dari perjalanan di daerah yang terpapar, maka dia diberi tindakan sesuai dengan prosedur yang ada. Termasuk dengan pengurusan jenazanya disesuaikan dengan protap yang ada,” ungkapnya.
Sementara terkait penyelenggaraan jenazah pasien tersebut, Rusly menjelaskan, bahwa hal itu telah ditangani oleh pihak rumah sakit, bahkan pihak keluarga korban, tidak lagi diperkenankan untuk membawa jenazah ke rumah duka.
“Untuk jenazah kita sudah tidak perkenankan lagi untuk disemayamkan dirumah, jadi kita urus semua disini, mulai dari mandi, dikafani, dan langsung dimakamkan,” ujarnya.
Meski demikian, sebagai bentuk keterbukaan informasi, dan untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat, Rusly mengaku akan tetap mengumumkan hasil lab pasien tersebut, dan akan melacak setiap orang yang punya riwayat kontak dengan pasien.
“Apapun hasilnya nanti akan kami sampaikan, kalau dia positif tetap harus disampaiakan, untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat, kita akan melacak semua orang yang pernah kontak dengan almarhum,” jelasnya.
Sementara itu, Ruis Napu, selaku orang tua korban mengaku, bahwa korban sempat menderita demam selama dua hari.
“Pertama dia panas badannya dua hari, kemudian dia sekolah selama satu minggu, dan akhirnya sakit sampai dirawat di RSTN,” beber Ruis.
Terkait proses penyelenggaraan jenazah yang telah ditangani pihak RSTN, Ruis selaku pihak keluarga menerima dengan keputusan pihak RSTN.
“Kami dari pihak keluarga tidak keberatan, dan kita menerima saja apa yang menjadi keputusan pihak rumah sakit,” tutupnya.
Diketahui, seorang warga Tilamuta, berusia delapan tahun, meninggal di RSTN Boalemo, pada hari Kamis (26/3) sekitar pukul 10.00 pagi. Diketahui pasien tersebut mengidap pneumonia, atau radang paru-paru, yang akhirnya dinyatakan meninggal, setelah menjalani perawatan intensif selama sebelas hari.
Editor | Zul Hunowu